1. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga atau yang biasa disingkat UIN Suka ini
didirikan pada tanggal 26 September 1951 dan merupakan Perguruan Tinggi
Agama Islam Negeri (PTAIN) pertama di Indonesia.
2. Nama universitas ini diambil dari salah satu kelompok penyebar agama Islam di Pulau Jawa, Walisongo, yaitu Sunan Kalijaga.
3. Universitas ini terletak di dekat perbatasan antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
4. Pembentukan
universitas ini tidak terlepas dari proses Penegerian Fakultas Agama
Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri (PTAIN) pada tahun 1950.
5. PTAIN diresmikan pada tanggal 26 September 1951—dan menjadi hari lahir UIN Sunan Kalijaga.
6. Pada
periode 1951 hingga 1960, terjadi peleburan antara PTAIN dan ADIA dan
terbentuklah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dengan nama al-Jami’ah
al-Islamiyah al-Hukumiyah.
7. IAIN diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1960.
8. Pada
periode 1960 hingga 1972—yang disebut sebagai Periode Peletakan
Landasan—terjadi pemisahan IAIN yang berpusat di Yogyakarta dan Jakarta.
9. Pada
tanggal 1 Juli 1965 IAIN Yogyakarta berganti nama menjadi IAIN Sunan
Kalijaga berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 26 Tahun 1965.
10. Pada
awal didirikan, IAIN Sunan Kalijaga ini masih menganut sistem pendidikan
yang bersifat bebas karena mahasiswa diberi kesempatan untuk maju ujian
setelah mereka benar-benar merasa siap.
11. Materi
kurikulum yang digunakan IAIN Sunan Kalijaga pada waktu itu masih
mengacu pada kurikulum Timur Tengah (Universitas Al-Azhar di Mesir) yang
telah dikembangkan pada masa PTAIN.
12. Pada
Periode Peletakan Landasan Akademik yang berlangsung antara tahun 1972
dan 1996, pembangunan sarana prasarana fisik kampus meliputi pembangunan
gedung Fakultas Dakwah, Perpustakaan, Program Pascasarjana, dan
Rektorat.
13. Pada
Periode Peletakan Landasan Akademik, sistem pendidikan yang digunakan
mulai bergeser dari sistem liberal ke sistem terpimpin dengan sistem
semester semu dan akhirnya sistem kredit semester murni.
14. IAIN Sunan Kalijaga telah melakukan penyesuaian yang radikal dengan kebutuhan nasional bangsa Indonesia.
15. Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga mulai dibuka pada tahun akademik 1983/1984.
16. Program
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga diawali dengan kegiatan-kegiatan
akademik dalam bentuk short courses on Islamic studies dengan nama Post
Graduate Course (PGC) dan Studi Purna Sarjana (PPS) yang diselenggarakan
tanpa pemberian gelar setingkat Master.
17. Pembukaan
program Pascasarjana ini telah mengukuhkan fungsi IAIN Sunan Kalijaga
sebagai lembaga akademik tingkat tinggi setingkat di atas Program Strata
Satu.
18. Di
bawah kepemimpinan Prof. Dr. HM. Atho Mudzhar (1997-2001), para dosen
dalam jumlah yang besar didorong untuk melanjutkan studinya—untuk
tingkat S2 dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Beliau juga
melakukan peningkatan sumber daya manusia bagi tenaga administratif demi
peningkatan kualitas manajemen dan pelayanan administrasi akademik.
19. Berdasarkan
Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2004, Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Sunan Kalijaga berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan kalijaga pada tanggal 21 Juli 2004.
20. Perubahan
nama IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga membuat Periode
Pengembangan Kelembagaan (2001-2010) disebut juga sebagai Periode
Transformasi.
21. UIN Sunan Kalijaga melakukan deklarasinya pada tanggal 14 Oktober 2004.
22. Perubahan
Institut menjadi Universitas dilaksanakan untuk mencanangkan sebuah
paradigma baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu
agama dan ilmu-ilmu umum, yaitu paradigma Integrasi Interkoneksi.
23. UIN
Sunan kalijaga berupaya untuk mendialogkan hadlarah an-nas, hadlarah
al-ilm, dan hadlarah al-falsafah (manusia, ilmu, dan filsafat) secara
terbuka dan intensif.
24. UIN
Sunan Kalijaga memiliki visi untuk menjadi universitas yang unggul dan
terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan studi keislaman dan keilmuan
bagi peradaban.
25. Logo UIN Sunan Kalijaga yang bisa kita lihat sekarang merupakan bentuk pembaruan sejak tahun 2010.
26. Bentuk
dasar logo yang sekarang adalah bunga matahari dengan satu tangkai dan
dua lembar daun. Kelopak bunga dibentuk dalam bentuk ornamen klasik
bercorak Islam. Helai daun sebelah kiri merupakan visualisasi huruf “U”,
tangkainya huruf “I”, dan daun sebelah kanan huruf “N” sehingga dibaca
“U-I-N”.
27. Logo
bercorak bunga yang menyerupai jaring laba-laba merupakan bentuk
kesalingterikatan dan keterhubungan antara sains dan agama yang terpatri
dalam ikon mozaik pada dinding luar bangunan UIN. Bentuk ini diambil
dari ornamen pada dinding Istana Alhambra masa Khalifah Bani Umayah di
Granada, Spanyol.
28. Seni
ornamen pada dinding Istana Alhambra yang memberi banyak pengaruh bagi
bangunan di Timur dan Barat ini sesuai dengan visi dan misi UIN yang
ingin menepis pemisahan keilmuan menuju integrasi dan interkoneksi
bidang keilmuan menuju keunggulan peradaban.
29. Visual
bunga dalam logo dipilih karena merupakan simbol keindahan, keharuman,
keserasian, keseimbangan, dan kebaikan. Hal ini menunjukkan cita-cita
UIN untuk selalu membawa kesejukan dan keindahan bagi lingkungan sekitar
serta keharuman dalam memainkan seluruh kiprahnya.
30. Untuk
mengetahui bagaimana kehidupan mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga, kita
bisa menonton sebuah film berjudul “Pena” yang dapat diunduh di situs
resmi UIN Sunan Kalijaga.
31. Untuk
menunjang proses belajar dan mengajar, UIN menyediakan mahasiswa dan
para karyawannya berbagai fasilitas yang memadai, seperti masjid,
perpustakaan, laboratorium, poliklinik, pascasarjana, pusat
administrasi, pusat komputer, pusat penelitian, kelas teatrikal, pusat
mahasiswa, multipurpose, gedung olahraga, pusat pelayanan kampus, pusat
bahasa dan budaya, University Club House, penerbitan, taman
kanak-kanak,, pusat pelatihan, dan aula dosen.
32. Mahasiswa dapat melakukan proses belajar mengajar di gedung-gedung baru dengan ruang dan media pembelajaran yang berbasis IT.
33. Kinerja
mahasiswa selama berkuliah di UIN akan didukung dengan adanya
anjungan-anjungan komputer, anjungan mesin absensi, peralatan
laboratorium terpadu, peralatan sistem informasi terpadu, peralatan
poliklinik, peralatan multimedia, laboratorium psikologi, laboratorium
bahasa, dan sistem pelayanan perpustakaan dengan Electric Library
Information Management System (ELIMS), dengan sistem pengodean RFID
(Radio Frequency Identification) tercanggih di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar