Sejumlah akademisi bidang fisika, para
peneliti fisika medis dan biofisika, praktisi kesehatan bidang fisika
medis dan praktisi perusahaan fisika medis dari berbagai negara
berkumpul selama 3 hari (10-12 Desember 2015) di Convention Hall, kampus UIN Sunan Kalijaga, menyelenggarakan South – East ASIAN Congress of Medical Physics. Konggres
ini terselenggara untuk yang ke tigabelas kalinya, atas kerjasama
Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas MIPA Institut
Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, South – East ASIAN Federation of Organisations for Medical Physics (SEACOMP) dan International Organisation of Medical Physics. Didukung
juga dari UGM, Universitas Brawijaya dan Universitas Diponegoro,
RaySafe TM, Fluke Biomedical, ScandDos, RaySearch Laboratories,
Indosopha, PT. Murti Indah Santosa dan PT. Sinergi Lintas Persada.
Forum ini dibuka secara resmi oleh
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof. Dr. H. Machasin, MA. Dalam
sambutan pembukaannya, Prof. Machasin antara lain menyampaikan bahwa
forum ini sangat terkait dengan pengembangan keilmuan di UIN Sunan
Kalijaga yang Integratif dan Interkonektif. Yang dalam hal ini adalah
pengembangan bidang teknologi fisika untuk mendukung bidang kedokteran.
Pihaknya yakin, melalui konggres ini akan ditemukan upaya-upaya untuk
menggali dan mengembangkan fisika medis dalam rangka meningkatkan indeks
kesehatan masyarakat negara-negara di dunia dan untuk mencapai kualitas
kehidupan manusia yang lebih baik lagi.
Menurut ketua panitia penyelenggara,
Dr. Freddy Haryanto dari ITB, di temui di sela-sela kegiatan, forum yang
mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Kesehatan Manusia Melalui
Fisika” ini dipresentasikan hasil-hasil penelitian, temuan teknologi
fisika, serta metodologi yang berkaitan dengan kesehatan dan penanganan
penyembuhan pasien. Setidaknya ada 13 negara yang ikut andil dalam
konggres pengembangan fisika medis kali ini antara lain : Korea Selatan,
Jepang, Australia, Jerman, Malaysia, Thailand, Pilipina, Banglades,
Vietnam, Kamboja, Mianmar, Indonesia sendiri dan lain – lain. Forum ini
menjadi kesempatan yang berharga untuk berbagi ilmu dan temuan terbaru
bagi negara-negara peserta yang ingin semakin memperbaiki derajad
kesehatan masyarakat di wilayah negara masing-masing-masing.
Sementara berbagai temuan berhasil dari
para peneliti, dokter, insinyur, mahasiswa, perusahaan berkait dengan
diagnostik, terapi, pengobatan nuklir, biofisika dan ternik biomedis,
serta enginering dipresentasikan dalam forum ini. Diselengarakan juga
workshop terkait peran fisika di bidang medis dan pengembangan teknologi
untuk mendukung ilmu kesehatan dan kedokteran, dengan nara sumber pakar
fisika medik dunia seperti: Prof. Rethy Cheem, Ph.D, Prof. Hidetaka
Arimura, Ph.D, Prof. Kwan-Hoong Ng, Ph.D. Dr. Napapong Pong napang, Dr.
Chai-Hong Yeong, Dr. Donald McLean, dan Dr. Anchali Krisanachinda. Ada
90 paper yang dipresentasikan dan mendapat perhatian serius dari semua
peserta konggres antara lain : Presentasi dari Prof. Rethy Chem yang
mengangkat tentang metodologi penanganan dampak radiasi kerusakan tenaga
listrik nuklir di Jepang (Rekayasa Fukushima Medical University
(Jepang), pendekatan untuk diagnosis dibantu teknologi komputerisasi
dan radioterapi. Kebetulan Prof. Rethy adalah ketua proyek Rekayasa
Fukushima, yang sukses melaksanakan proyek ini. Prof. Kunio Doi, Ph.D.,
dari Gunma Profectual College of Health Science di Jepang dan Chicago University,
USA, yang mengangkat topik Potensi Diagnosis Komputer dalam Rekam
Medis. Pihaknya berkesimpulan bahwa rekam medis teknologi komputer
terbaru berdampak sangat signifikan dalam pengembangan fisika medis dan
diagnosa radiologi di abad 21 ini. Ini artinya akan meningkatkan
prosentasi kesembuhan dan kesejahteraan pasien secara luar biasa.
Disampaikan juga topik-topik tentang : Konsep Digital Imaging, Computed Tomography dan Radiografi Digital,
Meningkatkan Kualitas Gambar Rekam Medis dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi, Rekayasa Gambar Medis Pendekatan Untuk Diagnosis,
Pengembangan Kehamilan dan Risiko Terkait Radiasi, Estimasi Dosis
Melalui Radiografi dan Fluoroskopi, Estimasi Dosis Melalui Prinsip
teknologi Nuklir, Estimasi Dosis Melalui CT, Potensi Dampak Komputer-Aided Diagnosis di Madical Imaging,
Sel dan Biologi Molekuler untuk Diagnostik dan teknologi Terapi,
Radiasi Darurat Global dan masih banyak lagi temuan temuan spektakuler
para Fisikiawan Medis dipresentasikan dalam forum ini.
Dalam konggres ini juga dipamerkan
poster-poster rekayasa gambar medis untuk pendekatan diagnosis melalui
komputerisasi radioterapi. Setidaknya ada sejumlah 66 poster yang
dipamerkan. Hasil kerja dari konggres ini, nantinya akan menjadi materi
pengembangan akademik di perguruan tinggi peserta konggres, dipraktekkan
untuk meningkatkan pelayanan penanganan pasien di rumah sakit – rumah
sakit di negara-negara peserta konggres dan akan dibukukan dalam Journal Physics Conference, jelas Freddy.
Sementara itu, dalam sambutannya,
Presiden SEACOMP, Dr. Agnete De Perio Peralta menyampaikan bahwa CEACOMP
didirikan mensikapi problem negara berkembang di bidang kesehatan
masyarakat. Terutama di kawasan Asia Tenggara yang indeks kesehatannya
masih harus ditingkatkan. Melalui kegiatan-kegiatan lapangan dan
konggres-kongres yang dilaksanakan, SEACOMP ingin menjembatani kerjasama
dan komunikasi antar organisasi fisika medis di Asia Tenggara termasuk 5
dari 10 anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand). Agar bisa terus mengembangan temuan temuan baru untuk
mendukung kegiatan-kegiatan penanggulangan dampak bencana bagi kesehatan
manusia dan mengembangkan kolaborasi dengan organisasi ilmiah dalam
rangka meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Dekan Fakultas MIPA, ITB, Prof. Edi
Baskoro, Ph.D., menambahkan, melalui forum-farum diskusi seperti ini
akan memacu kalangan akademisi melakukan riset, studi kasus, menggali
ide-ide baru dalam mengembangkan fisika medis. Ke depan, akan semakin
banyak terlahir generasi peneliti baru bidang fisika medis yang dapat
menopang peningkatan kesehatan masyarakat. (Weni Hidayati-Doni-Humas UIN
Sunan Kalijaga).
0 komentar:
Posting Komentar