Selasa, 15 Desember 2015

Para Ahli Fisika dan Fisika Medis Berbagai Negara Semarakkan Konggres Fisika Medis Ke 13 Di UIN SunanKalijaga


Sejumlah akademisi bidang fisika, para peneliti fisika medis dan biofisika, praktisi kesehatan bidang fisika medis dan praktisi perusahaan fisika medis dari berbagai negara berkumpul selama 3 hari (10-12 Desember 2015) di Convention Hall, kampus UIN Sunan Kalijaga, menyelenggarakan South – East ASIAN Congress of Medical Physics. Konggres ini terselenggara untuk yang ke tigabelas kalinya, atas kerjasama Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, South – East ASIAN Federation of Organisations for Medical Physics (SEACOMP) dan International Organisation of Medical Physics. Didukung juga dari UGM, Universitas Brawijaya dan Universitas Diponegoro, RaySafe TM, Fluke Biomedical, ScandDos, RaySearch Laboratories, Indosopha, PT. Murti Indah Santosa dan PT. Sinergi Lintas Persada.
Forum ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof. Dr. H. Machasin, MA. Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Machasin antara lain menyampaikan bahwa forum ini sangat terkait dengan pengembangan keilmuan di UIN Sunan Kalijaga yang Integratif dan Interkonektif. Yang dalam hal ini adalah pengembangan bidang teknologi fisika untuk mendukung bidang kedokteran. Pihaknya yakin, melalui konggres ini akan ditemukan upaya-upaya untuk menggali dan mengembangkan fisika medis dalam rangka meningkatkan indeks kesehatan masyarakat negara-negara di dunia dan untuk mencapai kualitas kehidupan manusia yang lebih baik lagi.
Menurut ketua panitia penyelenggara, Dr. Freddy Haryanto dari ITB, di temui di sela-sela kegiatan, forum yang mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Kesehatan Manusia Melalui Fisika” ini dipresentasikan hasil-hasil penelitian, temuan teknologi fisika, serta metodologi yang berkaitan dengan kesehatan dan penanganan penyembuhan pasien. Setidaknya ada 13 negara yang ikut andil dalam konggres pengembangan fisika medis kali ini antara lain : Korea Selatan, Jepang, Australia, Jerman, Malaysia, Thailand, Pilipina, Banglades, Vietnam, Kamboja, Mianmar, Indonesia sendiri dan lain – lain. Forum ini menjadi kesempatan yang berharga untuk berbagi ilmu dan temuan terbaru bagi negara-negara peserta yang ingin semakin memperbaiki derajad kesehatan masyarakat di wilayah negara masing-masing-masing.
Sementara berbagai temuan berhasil dari para peneliti, dokter, insinyur, mahasiswa, perusahaan berkait dengan diagnostik, terapi, pengobatan nuklir, biofisika dan ternik biomedis, serta enginering dipresentasikan dalam forum ini. Diselengarakan juga workshop terkait peran fisika di bidang medis dan pengembangan teknologi untuk mendukung ilmu kesehatan dan kedokteran, dengan nara sumber pakar fisika medik dunia seperti: Prof. Rethy Cheem, Ph.D, Prof. Hidetaka Arimura, Ph.D, Prof. Kwan-Hoong Ng, Ph.D. Dr. Napapong Pong napang, Dr. Chai-Hong Yeong, Dr. Donald McLean, dan Dr. Anchali Krisanachinda. Ada 90 paper yang dipresentasikan dan mendapat perhatian serius dari semua peserta konggres antara lain : Presentasi dari Prof. Rethy Chem yang mengangkat tentang metodologi penanganan dampak radiasi kerusakan tenaga listrik nuklir di Jepang (Rekayasa Fukushima Medical University (Jepang), pendekatan untuk diagnosis dibantu teknologi komputerisasi dan radioterapi. Kebetulan Prof. Rethy adalah ketua proyek Rekayasa Fukushima, yang sukses melaksanakan proyek ini. Prof. Kunio Doi, Ph.D., dari Gunma Profectual College of Health Science di Jepang dan Chicago University, USA, yang mengangkat topik Potensi Diagnosis Komputer dalam Rekam Medis. Pihaknya berkesimpulan bahwa rekam medis teknologi komputer terbaru berdampak sangat signifikan dalam pengembangan fisika medis dan diagnosa radiologi di abad 21 ini. Ini artinya akan meningkatkan prosentasi kesembuhan dan kesejahteraan pasien secara luar biasa.
Disampaikan juga topik-topik tentang : Konsep Digital Imaging, Computed Tomography dan Radiografi Digital, Meningkatkan Kualitas Gambar Rekam Medis dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rekayasa Gambar Medis Pendekatan Untuk Diagnosis, Pengembangan Kehamilan dan Risiko Terkait Radiasi, Estimasi Dosis Melalui Radiografi dan Fluoroskopi, Estimasi Dosis Melalui Prinsip teknologi Nuklir, Estimasi Dosis Melalui CT, Potensi Dampak Komputer-Aided Diagnosis di Madical Imaging, Sel dan Biologi Molekuler untuk Diagnostik dan teknologi Terapi, Radiasi Darurat Global dan masih banyak lagi temuan temuan spektakuler para Fisikiawan Medis dipresentasikan dalam forum ini.
Dalam konggres ini juga dipamerkan poster-poster rekayasa gambar medis untuk pendekatan diagnosis melalui komputerisasi radioterapi. Setidaknya ada sejumlah 66 poster yang dipamerkan. Hasil kerja dari konggres ini, nantinya akan menjadi materi pengembangan akademik di perguruan tinggi peserta konggres, dipraktekkan untuk meningkatkan pelayanan penanganan pasien di rumah sakit – rumah sakit di negara-negara peserta konggres dan akan dibukukan dalam Journal Physics Conference, jelas Freddy.
Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden SEACOMP, Dr. Agnete De Perio Peralta menyampaikan bahwa CEACOMP didirikan mensikapi problem negara berkembang di bidang kesehatan masyarakat. Terutama di kawasan Asia Tenggara yang indeks kesehatannya masih harus ditingkatkan. Melalui kegiatan-kegiatan lapangan dan konggres-kongres yang dilaksanakan, SEACOMP ingin menjembatani kerjasama dan komunikasi antar organisasi fisika medis di Asia Tenggara termasuk 5 dari 10 anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand). Agar bisa terus mengembangan temuan temuan baru untuk mendukung kegiatan-kegiatan penanggulangan dampak bencana bagi kesehatan manusia dan mengembangkan kolaborasi dengan organisasi ilmiah dalam rangka meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Dekan Fakultas MIPA, ITB, Prof. Edi Baskoro, Ph.D., menambahkan, melalui forum-farum diskusi seperti ini akan memacu kalangan akademisi melakukan riset, studi kasus, menggali ide-ide baru dalam mengembangkan fisika medis. Ke depan, akan semakin banyak terlahir generasi peneliti baru bidang fisika medis yang dapat menopang peningkatan kesehatan masyarakat. (Weni Hidayati-Doni-Humas UIN Sunan Kalijaga).

 sumber : http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/1126/para-ahli-fisika-dan-fisika-medis-berbagai-negara-semarakkan-konggres-fisika-medis-ke-13-di-uin-sunankalijaga

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Pendidikan menuju kampus impian anda | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com